Langsung ke konten utama

Digitalisasi Pembelajaran Sekolah Menggunakan Schoology Di Masa Pandemi Covid -19

Siswa Melakukan Kegiatan Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19, Juni 2020


 Teknologi internet pertama kali digunakan publik Indonesia sejatinya sekitar tahun 1994 walau euforianya baru terasa kurang lebih satu dasawarsa terakhir. Euforia yang dimaksud adalah lahirnya bermacam-macam platform informasi dan komunikasi berbasis internet yang juga dikenal dengan istilah platform daring.
Ironinya dunia yang sedang berada pada kondisi hiperkonektivitas tak berbanding lurus dengan hiperkonektivitas pada ranah pendidikan. Padahal ada banyak plaftorm pembelajaran daring yang mulai eksis di internet bak jamur yang bermunculan dimusim hujan.
Di masa pandemi ini, mau tidak mau suka tidak suka pembelajaran yang biasanya dilakukan di ruang-ruang kelas sementara dipindahkan ke ruang-ruang dalam rumah. Hal ini dilakukan oleh seluruh sekolah secara masif pasca terbitnya surat edaran dari  menteri pendidikan dan kebudayaan tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang salah satu poinnya adalah pembelajaran dilakukan dari rumah. Maksudnya siswa bukan diliburkan tetapi siswa dan guru tetap melakukan kegiatan pembelajaran hanya saja dilakukan dari rumah masing-masing.
Istilah the power of kepepet mungkin dapat menggambarkan situasi penulis ketika pembelajaran harus dilakukan melalui daring. Terkadang kita memang harus dipaksa oleh keadaan untuk dapat berubah, mencoba sesuatu yang baru bagi sebagian orang sama artinya dengan keluar dari zona nyaman, padahal setelah menyelami hal baru tersebut, nyatanya memang tak sesulit yang diperkirakan sebelumnya. Pernyataan ini berdasar pengalaman empiris penulis melakukan kegiatan pembelajaran melalui moda daring. Penulis merupakan salah satu guru di SMK Negeri 1 Kelapa dimana rekan-rekan sejawat penulis memilki banyak pengalaman menggunakan platform pembelajaran moda daring. Setelah berdiskusi dan melalui berbagai pertimbangan, penulis dan rekan-rekan guru dalam lingkup satu sekolah sepakat untuk menggunakan platform pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua kelas dalam satu naungan sekolah.
Seperti yang kita ketahui, banyak platform pembelajaran kelas online berseliweran di internet.  Akan tetapi, beberapa dari kelas-kelas online tersebut tidak memiliki memiliki fitur yang dapat mengintegrasikan semua guru dalam satu naungan sekolah atau penulis mengistilahkan platform-platform tersebut sebagai stand-alone classes. Berbeda dengan Schoology yang memiliki fitur yang dapat mengintegrasikan kelas-kelas dalam satu naungan sekolah sehingga siswa dan guru tetap merasakan suasana lingkungan belajar disekolah  walaupun secara virtual. Orangtua siswapun dapat memantau sejauh mana perkembangan belajar anaknya. Terkhusus untuk guru, dikarenakan berada dalam satu platform, sinergi dan kerjasama guru-guru dalam mengelola pembelajaran dari rumah dapat semakin terkoneksi erat, sebut saja semisal saling menyemangati, saling berbagi gagasan, saling memberikan solusi, dan saling bertukar ikhwal-ikhwal positif lainnya. 
Pada pertengahan tahun 2019, Schoology sedikitnya telah digunakan lebih dari 60.000 sekolah dari berbagai belahan dunia. Ini artinya, Schoology merupakan salah satu platform pembelajaran moda daring yang layak dicoba utamanya dalam mendigitalisasi pembelajaran di sekolah. Layaknya penggunaan e-learning di internet pada umumnya, untuk dapat menggunakan Schoology, pengguna harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Pengguna dapat memilih mendapatkan akses sebagai guru, siswa, ataupun orangtua siswa. Schoology sebagai Virtual Learning Enviroment atau lingkungan belajar virtual berbasis sekolah ini dapat dimanfaatkan secara gratis bahkan Schoology telah tersedia pada perangkat mobile device yang dapat diunduh via Playstore untuk Android dan Appstore untuk IOS Apple.
Persis seperti guru melakukan kegiatan pembelajaran bersama dengan siswa di kelas tatap muka, Schoology juga dapat melakukan hal tersebut. Mulai dari mengecek kehadiran siswa (hadir, terlambat, dan tidak masuk), menjelaskan materi baik secara tertulis, audio, maupun video, melakukan diskusi dua arah, memberikan tugas dan latihan soal, mengukur ketercapaian siswa melalui berbagai macam bentuk evaluasi, serta fitur-fitur lain yang tak kalah bermanfaatnya.
Kemudian, bagi siswa yang sering menggunakan facebook, mereka tak akan asing dengan tampilan Schoology karena tampilan Schoology memang menyerupai tampilan facebook. Hanya teknisnya saja yang berbeda. Penggunaan Schoology lebih mudah karena siswa tidak perlu mendaftar, cukup memasukan kode akses kelas sebagai bentuk loginnya. Siswa telah terkoneksi dan siap untuk mengikuti pembelajaran dengan guru pada kelas tersebut.
Nampaknya Schoology paham bahwasanya orangtua juga memiliki peran serta dalam memantau perkembangan belajar anaknya. Oleh karena itu, Schoology juga menyediakan fasilitas untuk orangtua. Sama halnya dengan siswa, para orangtua cukup memasukan kode kelas untuk memantau kemajuan belajar anaknya. 
Ada banyak tutorial cara penggunaan Schoology di internet berbentuk video maupun tulisan bagi guru/instruktur, siswa, maupun orangtua siswa yang dapat dipelajari secara mandiri. Selain karena Schoology dapat mengintegrasikan kelas-kelas dalam satu sekolah, penulis dan rekan-rekan guru SMK Negeri 1 Kelapa memilih Schoology juga karena platform learning management system ini sangat user friendly atau mudah digunakan baik oleh guru, siswa, maupun orangtua.
Schoology memberikan pengalaman bahwa sejatinya mengajar juga dapat dilakukan tanpa adanya ruangan kelas. Masa darurat karena penyebaran Covid-19 saat ini mengajarkan penulis meresapi makna salah satu ayat dari kitab suci Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”. Guru sebagai garda terdepan bangsa memiliki tanggung jawab mencetak anak bangsa yang berkualitas secara holistik. Mari kita ubah nasib bangsa kita menjadi bangsa yang maju dimulai dari 3M, Mulai dari sekolah kita sendiri, Mulai dari sekarang, Mulai melakukan digitalisasi pembelajaran disekolah yang salah satunya dapat memanfaatkan Platform E-learning Schoology.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manipulasi Gambar Vektor

Gambar Vektor adalah gambar yang terbuat dari unsur garis dan kurva. Sedangkan manipulasi gambar vektor adalah teknik yang dilakukan pada gambar yang sudah ada sebelumnya dengan menambahkan efek dan objek gambar lain yang dibentuk melalui kombinasi titik-titik dan garis dengan menggunakan rumusan matematika tertentu agar lebih menarik. Ciri-ciri gambar vektor adalah sebagai berikut : Ø   Terbentuk dari unsur garis dan kurva Ø   Tidak terlihat pecah saat diperbesar Ø   Kualitas gambar vektor tidak tergantung pada resolusi Ø   Ukuran file gambar relatife kecil Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengintegrasian manipulasi gambar pada perangkat lunak pengolah vektor adalah : 1.        Menjadikan gambar lebih menarik 2.        Memperindah gambar sesuai kebutuhan cetak 3.        Memperbaiki kualitas gambar 4.        Membuat gambar desain menyerupai gambar aslinya 5.        Menghasilkan efek sketsa pada objek Perangkat lunak dalam pengolahan desain grafis dap

Manipulasi Gambar Raster

Pengertian manipulasi gambar raster adalah teknik yang dilakukan pada gambar raster atau foto yang sudah ada sebelumnya untuk dibuat efek yang lebih unik dan menarik untuk keperluan tertentu dengan memanfaatkan tools dalam software. Manfaat memanipulasi gambar raster atau foto adalah sebagai berikut : 1.        Membuat fokus tertentu pada suatu objek raster. 2.        Membuat objek raster menjadi unik atau menarik. 3.        Membuat objek raster dengan berbagai efek. 4.        Memperbaiki kualitas dari gambar raster. Di bawah ini terdapat beberapa contoh manipulasi objek dengan berbagai teknik dalam memanipulasinya, yaitu : 1.        Teknik Seleksi objek Teknik seleksi objek adalah menyeleksi objek pada bagian tertentu untuk menonjolkan sesuatu pada objek atau memfokuskan kepada bagian yang terseleksi. 2.        Teknik Mewarnai dan Menggabung Objek Teknik ini memanipulasi gambar atau objek dengan memberikan efek pewarnaan kemudian digabung dengan objek atau

INDOOR FARMING: INOVASI PERTANIAN YANG DAPAT DIRINTIS MELALUI SEKOLAH KEJURUAN BERBASIS PERTANIAN

Kondisi cuaca yang tidak menentu di Indonesia, seperti kejadian baru-baru ini di Banjarnegara Jawa Tengah dimana akibat cuaca yang sangat dingin sehingga pada pagi hari, embun yang membasahi daun berubah menjadi embun “upas” atau embun yang membeku pada menyebabkan daun layu dan menghitam berimbas 78 Hektar lahan kentang di daerah tersebut rusak, kekeringan yang menyebabkan tanaman semangka petani Pasuruan terancam gagal panen, Banjir di Brebes membuat ribuan hektar bawang membusuk menjadikan Indonesia nampaknya perlu mencoba cara bertani yang tidak bergantung pada cuaca untuk menghindari gagal panen.   Terlebih lagi, per tahun 2030 populasi di Indonesia diperkirakan 345 juta jiwa berbanding terbalik dengan jumlah petani yang merosot tajam dalam 10 tahun terakhir. Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), memberikan informasi   jumlah rumah tangga usaha tani di Indonesia pada 2003 sebanyak 31,17 juta kemudian sepuluh tahun berikutnya yaitu tahun 2013 jumlah rumah t