Belimbing Wuluh (foto: maxpixel.freegreatpicture.com) |
Disebuah Desa yang terletak di
Kabupaten Bangka Barat tepatnya di Kecamatan Kelapa berdiri Sebuah SMK
Pertanian yang diapit oleh luasnya perkebunan sawit. SMK Pertanian yang sekarang
berubah nama menjadi SMK Negeri 1 Kelapa dan tetap mempertahankan jurusan
pertanian ini berjarak sekitar 73 KM dari Pangkalpinang, Ibukota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Layaknya sekolah-sekolah yang berada jauh dari kota,
kehidupan siswa yang bersekolah di SMK ini pun kental dengan nuansa desa. Percakapan
dengan bahasa daerah setempat, memasak dan makan siang bersama di sekolah
adalah sekelumit aura keakraban di lingkungan sekolah ini. Ada yang unik dari sekolah ini, setiap hari pad saat jam makan siang, selalu
saja ada makanan yang bernama “lempah”, sebuah menu masakan yang seakan menjadi
menu wajib dan tidak boleh ketinggalan untuk disantap setiap hari. Ya, lempah
adalah makanan khas Bangka dengan citarasa asam, pedas, sedikit manis dan disajikan
berkuah dengan bahan (mereka menyebutnya dengan rampai) dapat berupa kombinasi
daun-daunan tertentu yang mudah didapat dan sederhana maupun dari bahan hewani
seperti ikan, ayam, udang, dan lain-lain. Sebenarnya lempah ini adalah campuran
berbagai macam bumbu dapur yang berasa pedas, asam, dan sedikit manis dimana
bahan masakannya seperti sayur dan lauk tergantung selera masing-masing, dapat
dicampur jadi satu dapat pula di buat dua masakan terpisah (sayur sendiri, lauk
sendiri). Oleh karena harus terdapat
unsur asam pada citarasa masakannya, masyarakat di desa ini pun banyak menanam
pohon belimbing wuluh yang digunakan sebagai bumbu wajib untuk menu makanan “lempah”.
Melimpahnya buah belimbing wuluh
dan seringkali berjatuhan tak termanfaatkan membuat Guru Produktif Jurusan
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian di sekolah ini tertantang untuk
mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis sekaligus tahan lama. Belimbing
wuluh yang memiliki tekstur lembut dan mudah diolah menjadi keunggulan dari
buah yang bernama latin Averrhoa
bilimbi ini. Walaupun memiliki rasa yang sangat masam namun di
sinilah tantangan Para Guru Produktif Jurusan Agribisnis Pengolahan
Hasil Pertanian untuk menemukan formula yang dapat mengurangi kandungan
rasa masam pada buah yang disebut Belimbing Masam oleh Suku Melayu ini.
Setelah melalui serangkaian
ujicoba terciptalah sebuah produk olahan dari Belimbing Wuluh yaitu Manisan
Belimbing Wuluh. Manisan ini menyerupai Kurma Masak berbentuk Lonjong Pipih dan
Berwarna Coklat Kehitam-hitaman. Ketika pertama kali menggigit dan mengunyah Manisan
Belimbing Wuluh ini, lidah seakan mencari-cari kemana rasa masam yang melekat
pada buah ini. Ketika santapan ini hilang dengan mulus menuju ke lambung,
lagi-lagi lidah tak percaya dibuatnya. Tak tersisa rasa masam maupun pahit yang
teringat hanya rasa legit dan manis yang begitu nikmat layaknya buah kismis! Ya,
buah kismis dari anggur yang dikeringkan rasanya serupa dengan manisan
belimbing wuluh ini. Dengan citarasa yang dimilikinya, produk ini sangat layak
jual dan merupakan sebuah inovasi makanan yang dapat dijadikan cemilan, topping
roti, kue, es krim, atau apa saja sesuai keinginan.
Manisan Belimbing Wuluh Yang Rasanya Serupa Dengan Kismis. (foto: dok.pribadi) |
Melihat pangsa pasar yang cerah
untuk produk ini, dibuatlah Unit Produksi khusus dibawah naungan Jurusan
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian untuk mengerjakan usaha bernilai ekonomis
ini. Selain itu usaha ini juga bertujuan untuk menyuburkan jiwa kewirausahaan
siswa SMK yang bermuara pada kepekaan mereka terhadap hasil maupun limbah
pertanian tertentu yang melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk menciptakan
produk yang memiliki nilai jual. Awalnya
Manisan Belimbing Wuluh ini diperkenalkan di seputaran Desa Kelapa, desa tempat
sekolah ini berada. Kemudian Manisan Belimbing Wuluh ini diikutsertakan untuk
dijual di pameran-pameran yang diadakan di lingkungan Provinsi Bangka belitung.
Produk UMKM CIAP-CIAP mengikuti Pameran berintegrasi dengan Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kab. Bangka Barat (foto: dok.pribadi) |
Kemajuan usaha tak berhenti sampai
sini saja, Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian mengambil langkah mempekerjakan
seorang wanita muda berenergik lulusan Kimia Analisis Konsentrasi Pengolahan
Pangan sebagai penanggung jawab usaha sekaligus untuk melakukan ekspansi usaha
berbahan baku Belimbing Wuluh. Unit
Produksi yang berada dalam naungan Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
sekarang bertransformasi menjadi Usaha Mikro bernama CIAP-CIAP dengan didapatkannya
ijin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) makanan dari Dinas Kesehatan dan
Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Produk Manisan Belimbing
Wuluh ini pun dikemas dengan tetap mempertahankan keorisinilan bentuk dari Buah
Belimbing Wuluh sehingga para kreator menu makanan dapat membuat kreasi bahan
tambahan dari Manisan Belimbing Wuluh di potong tipis-tipis (slice) atau di potong kotak-kotak kecil (seperti
kismis) sesuai keinginan mereka.
Inovasipun dilakukan agar
kreativitas tidak stagnan. Kali ini Belimbing Wuluh tak hanya dijadikan Manisan
saja tetapi juga akan dibuat menjadi sirup. Serangkaian eksperimen untuk menghasilkan
sirup yang sehat dengan citarasa yang nikmat pun dilakukan. Setelah resep sirup
dibakukan alhasil terciptalah Sirup Belimbing Wuluh dan Sirup perpaduan
Belimbing Wuluh, Jahe Merah, dan Serai yang diberi label Sirup Bewjai. Kedua sirup ini pun mendapat sambutan baik
ketika memasuki pasar dan telah dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini sekaligus
membuktikan bahwa potensiUMKMIndonesia masih terbuka lebar dan siap bersaing di
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Sirup Bewjai (Belimbing Wuluh, Jahe Merah, Serai), Sirup Belimbing Wuluh, Manisan Belimbing Wuluh (foto: dok.pribadi) |
Produk berbahan baku Belimbing
Wuluh produksi UMKM CIAP-CIAP yaitu Manisan Belimbing Wuluh yang dijual 15 ribu
rupiah per cup dengan berat 150 gram, Sirup Belimbing Wuluh yang dijual 12 ribu
per botol 260 ml, dan sirup Bewjai yang dijual dengan harga yang sama 12 ribu
per botol 260 ml ini sudah di pasarkan di supermarket-supermarket lokal yang
ada di Kabupaten Bangka Barat seperti Love Mart di Kota Muntok maupun di Kota Pangkalpinang.
Tak ketinggalan toko-toko pusat oleh-oleh yang ada di Pangkalpinang, Provinisi
Kepulauan Bangka Belitung juga ambil bagian dalam menjajakan Produk berbahan
baku Belimbing Wuluh ini untuk para wisatawan yang melancong ke Provinsi yang
juga ingin dikenal dengan nama Negeri Serumpun Sebalai. Jika sahabat Kompasiana penasaran dengan legit
nya manisan Belimbing Wuluh yang serupa dengan rasa kismis dan segarnya Minuman
dari Belimbing Wuluh, kalian dapat menghubungi nomor 0813-7383-7906 dan JNE dengan
senang hati mengantarkan ke depan pintu rumah kalian dimanapun kalian berada.
Manisan Belimbing Wuluh di Supermarket (foto: dok.pribadi) |
Tentunya Ekspedisi JNE juga memiliki andil yang besar sebagai perantara Produk
Manisan Buah Belimbing ini dapat dinikmati konsumen seluruh kawasan Indonesia
Raya melalui paket-paket pengiriman yang mereka tawarkan. Hal ini terbukti dari
larisnya produk ini ketika dititipkan di Pusat Oleh-Oleh yang ada di
Pangkalpinang dimana pangsa pasar toko-toko tersebut tidak hanya para wisatawan
yang melancong ke Negeri Serumpun Sebalai saja tetapi juga dapat
dikirimkan dalam bentuk paket makanan bekerjasama dengan JNE sebagai ekspedisi
yang selalu memberikan pelayanan prima kepada konsumennya. Tahun ini JNE Genap
berusia 28 Tahun berkontribusi terhadap percepatan kemajuan perekonomian Indonesia
di sektor pengiriman ekspres dan logistik. JNE juga selama 2 tahun telah secara
nyata membersamai kami (UMKM CIAP-CIAP) dalam mengantarkan Produk Manisan
Belimbing Wuluh ke seantero Indonesia.
Paket yang akan dikirimkan dengan ekspedisi JNE (foto:dok.pribadi) |
Dengan semangat yang disebarkan
JNE melalui tagline nya “Connecting Happiness”, kami juga akan
selalu bersemangat dan memiliki harapan layaknya energi yang terbarukan agar
Produk Manisan Belimbing Wuluh, Sirup Belimbing Wuluh, Sirup Bewjai kami (UMKM
CIAP-CIAP) menjadi salah satu produk khas berbahan baku Belimbing Wuluh kebanggaan
UMKMSumatra. Selamat Ulang Tahun JNE, Terima Kasih telah menjadi penghubung
kebahagiaan kami dengan para konsumen setia produk kami di seluruh kawasan Indonesia
Raya ini.
Tulisan ini diikutsertakan lomba Blog Competition Kompasiana Bekerjasama dengan JNE dengan Tema "Melihat Potensi UMKM di Pelosok Negeri"
#potensiUMKMIndonesia #JNE28Tahun #UMKMSumatera
Belimbing ini... Biasa saya gunakan sebagai obat tekanan darah tinggi...
BalasHapus